Ketika Anak Lebih Banyak Diam: Memahami Silent Period dalam Perkembangan Bahasa

Setiap anak berkembang dengan cara dan kecepatan yang berbeda. Bagi sebagian orang tua, mungkin ada momen ketika mereka merasa cemas karena anaknya tidak juga berbicara, meskipun usianya sudah memasuki masa yang seharusnya aktif secara verbal. Salah satu fase perkembangan yang cukup umum namun belum banyak dipahami adalah “silent period” — sebuah kondisi di mana anak memilih untuk tidak berbicara selama periode waktu tertentu, meskipun mereka memahami bahasa yang digunakan di sekitarnya.

Fenomena ini sering terjadi pada anak-anak yang sedang mempelajari bahasa kedua atau berada di lingkungan baru. Namun, dalam beberapa kasus, silent period juga dapat menjadi indikator awal dari kondisi yang memerlukan perhatian lebih, seperti keterlambatan bahasa, mutisme selektif, atau kecemasan sosial.

Apa Itu Silent Period?

Silent period merupakan fase normal yang kerap ditemui pada anak-anak bilingual atau anak-anak yang baru saja pindah ke lingkungan baru dengan bahasa yang berbeda dari bahasa yang biasa mereka gunakan di rumah. Pada masa ini, anak cenderung menyerap dan memahami bahasa baru secara pasif tanpa berusaha berbicara.

Meski lebih umum terjadi dalam konteks pemerolehan bahasa kedua, silent period juga bisa muncul pada anak-anak yang sedang mengalami tekanan psikologis, kurang stimulasi, atau bahkan trauma ringan. Banyak orang tua merasa khawatir ketika anak mereka hanya diam atau menolak berbicara dalam waktu yang lama. Padahal, jika dikenali dengan benar, silent period bukanlah gangguan, tetapi justru bagian dari proses adaptasi kognitif dan emosional anak.

Ciri-Ciri Anak Mengalami Silent Period

Tidak semua anak menunjukkan silent period dengan cara yang sama, namun secara umum, beberapa ciri berikut bisa menjadi indikasi:

  • Anak tidak merespons ketika diajak bicara, tapi menunjukkan pemahaman melalui gerakan atau ekspresi wajah.
  • Anak menggunakan bahasa tubuh (misalnya menunjuk atau menarik tangan orang tua) untuk berkomunikasi.
  • Tidak menunjukkan minat untuk memulai pembicaraan, meskipun aktif secara sosial dalam bentuk lain seperti bermain.
  • Lebih banyak diam ketika berada di lingkungan baru, seperti sekolah, taman bermain, atau tempat penitipan anak.

Berapa Lama Silent Period Terjadi?

Lama waktu silent period sangat bervariasi. Pada anak-anak bilingual, periode ini bisa berlangsung selama beberapa minggu hingga enam bulan, tergantung pada usia anak, kepribadian, dan kondisi lingkungan sekitar. Namun, bila silent period berlangsung lebih dari 6 bulan tanpa perkembangan signifikan, ada baiknya orang tua berkonsultasi dengan profesional, seperti terapis bicara atau psikolog anak.

Silent Period vs Gangguan Bicara

Perlu dibedakan antara silent period dengan gangguan bicara atau bahasa. Anak dengan silent period umumnya memahami bahasa, mengikuti instruksi, dan menunjukkan perkembangan komunikasi non-verbal yang baik. Sebaliknya, anak dengan gangguan bicara mungkin menunjukkan kesulitan dalam memahami perintah sederhana, kesulitan artikulasi, atau tidak menunjukkan minat terhadap komunikasi secara umum.

Untuk mengetahui lebih lanjut perbedaannya, kamu bisa membaca artikel kami sebelumnya tentang terapi bicara untuk anak dengan keterlambatan bahasa dan apa saja tanda-tanda yang harus diwaspadai oleh orang tua.


Peran Orang Tua dalam Menghadapi Silent Period

Peran orang tua sangat penting dalam mendampingi anak melalui fase ini. Berikut beberapa cara efektif yang bisa dilakukan:

1. Ciptakan Lingkungan yang Aman dan Mendukung
Anak perlu merasa bahwa mereka tidak akan dihakimi atau dipaksa untuk berbicara. Ciptakan suasana yang santai dan menyenangkan saat berinteraksi dengan anak.

2. Gunakan Komunikasi Nonverbal
Gunakan isyarat, ekspresi wajah, dan visual seperti gambar atau mainan untuk membantu anak memahami konteks percakapan.

3. Bicara Tanpa Tekanan
Terus ajak anak bicara meski mereka tidak membalas secara verbal. Ini tetap memperkaya kosa kata mereka dan mendorong mereka merasa nyaman dengan suara dan ritme bahasa.

4. Libatkan Anak dalam Aktivitas Interaktif
Permainan interaktif seperti bermain peran, membaca buku bergambar, atau bernyanyi bisa menjadi cara menyenangkan untuk merangsang minat anak berbicara.

5. Waktu dan Kesabaran
Ingat bahwa silent period adalah proses adaptasi yang alami. Dibutuhkan kesabaran dan konsistensi dalam memberikan stimulasi yang tepat.


Apakah Silent Period Akan Berdampak ke Masa Depan?

Dalam banyak kasus, anak akan keluar dari silent period dengan sendirinya dan mulai berbicara dengan lancar. Namun, jika tidak didampingi dengan pendekatan yang tepat, silent period yang terlalu lama dapat berdampak pada perkembangan kepercayaan diri dan sosial anak.

Kemampuan berkomunikasi, termasuk public speaking, adalah salah satu kunci sukses dalam kehidupan profesional dan sosial seseorang. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk mendukung anak sejak dini agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan komunikatif.

Baca juga: Efek Screen Time Berlebihan terhadap Perkembangan Bicara Anak


Kesimpulan

Silent period merupakan bagian wajar dari perkembangan bahasa anak, terutama dalam konteks belajar bahasa kedua atau penyesuaian sosial. Dengan dukungan penuh dari orang tua, guru, dan jika perlu, profesional seperti terapis wicara, anak-anak bisa melewati fase ini dengan baik dan melanjutkan perkembangan komunikasi mereka secara optimal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *