Sebagai orang tua atau pengasuh, berbicara dengan nada manja atau menggunakan kata-kata yang “dipermudah” saat berkomunikasi dengan bayi memang terasa alami. Fenomena ini dikenal sebagai baby talk atau parentese. Contohnya seperti mengatakan “mamam” untuk makan atau “bubu” untuk tidur. Baby talk umumnya dianggap wajar dan bahkan bermanfaat pada tahap awal perkembangan bayi. Namun, banyak ahli bahasa dan terapis bicara memperingatkan bahwa penggunaan baby talk secara berlebihan dan berkepanjangan bisa berdampak negatif pada kemampuan bahasa dan komunikasi anak.
Lalu, kapan sebenarnya orang tua perlu beralih dari baby talk ke bahasa yang lebih jelas dan lengkap? Dan apa dampaknya bila transisi ini terlambat? Artikel ini akan membahas secara lengkap pentingnya penggunaan bahasa yang tepat dalam mendukung tumbuh kembang bahasa anak.
Baby Talk: Antara Manfaat dan Risiko
Pada dasarnya, baby talk tidak sepenuhnya buruk. Dalam beberapa bulan pertama kehidupan, cara berbicara ini justru dapat membantu bayi mengenali pola intonasi dan ekspresi wajah. Nada tinggi, pengulangan kata, serta suara yang ritmis dan ekspresif dapat menarik perhatian bayi dan merangsang keterlibatan emosional.
Namun, ketika anak sudah mulai memasuki fase balita (sekitar usia 1–3 tahun), otaknya mulai siap menerima dan menyerap bahasa yang lebih kompleks. Jika orang tua terus menggunakan bahasa yang disederhanakan secara berlebihan, anak berisiko kehilangan kesempatan untuk belajar kata-kata baru, memahami struktur kalimat, dan mengembangkan kemampuan komunikasi yang sehat.
Dampak Baby Talk Berlebihan terhadap Perkembangan Bahasa
- Keterlambatan Bicara Anak yang terus-menerus mendengar bentuk kata yang disederhanakan cenderung memiliki kosakata yang terbatas. Ini bisa menyebabkan keterlambatan dalam mulai berbicara atau menyusun kalimat yang benar.
- Kesulitan Pemahaman Bahasa Anak bisa mengalami kesulitan dalam memahami bahasa sehari-hari yang digunakan oleh orang di luar keluarga, seperti guru atau teman sebaya yang berbicara dengan bahasa baku.
- Gangguan dalam Interaksi Sosial Penggunaan bahasa yang tidak sesuai usia bisa membuat anak sulit bersosialisasi karena cara bicaranya berbeda dengan anak-anak lain seusianya.
- Ketergantungan terhadap Pola Komunikasi Tidak Jelas Jika dibiarkan terlalu lama, anak bisa merasa bingung ketika mendengar kata-kata baru dan sulit menghubungkannya dengan makna yang sebenarnya.
Kapan Harus Beralih ke Bahasa yang Jelas?
Para ahli menyarankan bahwa mulai usia 12–18 bulan, orang tua sudah bisa secara perlahan mengurangi penggunaan baby talk dan mulai memperkenalkan bentuk kata dan kalimat yang benar. Misalnya, alih-alih mengatakan “mimi susu”, cobalah mengatakan “minum susu yuk”. Dengan begitu, anak tetap mendapatkan konteks yang akrab, tapi juga mulai belajar bentuk bahasa yang benar.
Penting juga untuk menggunakan kalimat lengkap, bukan hanya kata tunggal. Contohnya: “Adek mau makan?” bisa diganti dengan “Adek mau makan nasi sekarang, ya?” Kalimat semacam ini tidak hanya memperkaya kosakata anak, tapi juga mengajarkannya struktur kalimat.
Peran Orang Tua dan Lingkungan Sekitar
Peran orang tua dalam stimulasi bahasa sangat besar. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendorong perkembangan bahasa yang optimal antara lain:
- Membaca buku bersama secara rutin
Buku cerita anak yang sederhana bisa membantu memperkenalkan kata-kata baru secara kontekstual. - Mengajak anak bicara tentang kegiatan sehari-hari
Misalnya, saat mandi, menjelaskan fungsi sabun, air, dan proses mencuci tangan. - Memberi waktu anak untuk merespons
Jangan langsung menyela ketika anak sedang berusaha menyusun kalimat. Tunggu dan beri kesempatan. - Memberikan model bahasa yang benar
Jika anak salah ucap, hindari langsung membetulkan dengan cara memarahi. Cukup ulangi kata tersebut dengan pengucapan yang benar dalam kalimat.
Kapan Perlu Konsultasi dengan Terapis Wicara?
Jika anak sudah berusia di atas 2 tahun tetapi belum menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam berbicara, atau memiliki kesulitan dalam memahami instruksi sederhana, sebaiknya segera konsultasikan ke terapis wicara. Terlambat berbicara bisa menjadi tanda dari gangguan komunikasi yang lebih kompleks.
Kamu juga bisa membaca artikel Terapi Bicara untuk Anak dengan Keterlambatan Bahasa untuk mendapatkan pemahaman awal mengenai proses terapi bicara.
Kesimpulan
Baby talk memang menggemaskan dan bisa membangun kedekatan emosional antara orang tua dan anak. Namun, penggunaannya perlu dibatasi agar tidak menghambat perkembangan bahasa. Transisi menuju penggunaan bahasa yang jelas dan lengkap perlu dimulai sejak dini agar anak tumbuh menjadi komunikator yang percaya diri dan mampu menyampaikan pikirannya dengan baik.
Dengan perhatian, dukungan, dan stimulasi yang tepat, setiap anak memiliki peluang untuk mengembangkan kemampuan bahasanya secara optimal.